Pasar Ponsel CDMA Makin Tertinggal
Hingga akhir tahun ini, pangsa pasar ponsel CDMA diperkirakan semakin
tertinggal dengan ponsel GSM karena jaringan yang dimiliki kurang
memadai dalam mengakses layanan data.
"Ponsel CDMA masih kurang bersaing dibandingkan dengan GSM. Yang menjadi kendala minimnya permintaan ponsel CDMA adalah karena kurang kompetitifnya perangkat telekomunikasi itu," kata Deputi Commerce Telkom Flexi, Suparwianto, di Jakarta, Rabu (3/10).
Tantangan dalam pengembangan pasar ponsel CDMA meliputi meningkatnya tren permintaan ponsel pintar, tren gadget, penetrasi broadband yang masih kecil serta ekosistem CDMA yang kurang kompetitif.
"Terhambatnya ekosistem CDMA karena chip dan LCD untuk 'handset' CDMA yang disediakan operator harus mendapatkan lisensi Qualcomm terlebih dulu sebagai pemegang royalti CDMA. Sedangkan pada ponsel GSM, tidak mengenal royalti sehingga operator GSM dapat menggunakan spesifikasi teknologi dengan murah," katanya.
Agar ponsel CDMA makin kompetitif perlu ditambahkan "value leverage", mulai dari fitur hingga konten.
"Hal ini bisa meningkatkan penggunaan ponsel CDMA di dalam negeri yang jumlahnya semakin berkurang," kata Suparwianto.
Di luar negeri, teknologi CDMA jarang dipakai dan perlu kerja sama dengan operator asing agar layanan CDMA bisa dinikmati di negara lain.
Selama ini, pasar ponsel di Indonesia dikuasai oleh ponsel GSM yang mempunyai teknologi yang bagus dan konsumen tidak perlu registrasi nomor ketika berpindah ke kota lain.
"Ponsel CDMA masih kurang bersaing dibandingkan dengan GSM. Yang menjadi kendala minimnya permintaan ponsel CDMA adalah karena kurang kompetitifnya perangkat telekomunikasi itu," kata Deputi Commerce Telkom Flexi, Suparwianto, di Jakarta, Rabu (3/10).
Tantangan dalam pengembangan pasar ponsel CDMA meliputi meningkatnya tren permintaan ponsel pintar, tren gadget, penetrasi broadband yang masih kecil serta ekosistem CDMA yang kurang kompetitif.
"Terhambatnya ekosistem CDMA karena chip dan LCD untuk 'handset' CDMA yang disediakan operator harus mendapatkan lisensi Qualcomm terlebih dulu sebagai pemegang royalti CDMA. Sedangkan pada ponsel GSM, tidak mengenal royalti sehingga operator GSM dapat menggunakan spesifikasi teknologi dengan murah," katanya.
Agar ponsel CDMA makin kompetitif perlu ditambahkan "value leverage", mulai dari fitur hingga konten.
"Hal ini bisa meningkatkan penggunaan ponsel CDMA di dalam negeri yang jumlahnya semakin berkurang," kata Suparwianto.
Di luar negeri, teknologi CDMA jarang dipakai dan perlu kerja sama dengan operator asing agar layanan CDMA bisa dinikmati di negara lain.
Selama ini, pasar ponsel di Indonesia dikuasai oleh ponsel GSM yang mempunyai teknologi yang bagus dan konsumen tidak perlu registrasi nomor ketika berpindah ke kota lain.
Post a Comment