Lakon Lutung Kasarung Guru Minda
Seni Pertunjukan , Kelompok sandiwara Sunda, Miss Tjijih, hadir menampilkan lakon Lutung Kasarung Guru Minda di Gedung Kesenian Jakarta. Dipoles dengan kejutan-kejutan baru, lakon ini tetap memikat.
Syahdan, di kahyangan, Guru Minda (Aris Fadillah) tengah berkhayal bertemu dengan sosok gadis yang mirip dengan ibunya, Ratu Sunan Ambu (Sarifah Rohmah).Guru Minda takjub dengan kecantikan gadis khayalinya.
Dalam bayangannya, gadis ini menghindar dari kejaran Guru Minda, dan masuk ke hutan larangan.Namun karena Guru Minda telanjur larut dalam khayalannya, ksatria kahyangan itu masuk hutan dan langsung dihukum oleh ibunya. Dalam amarahnya,Ratu Sunan Ambu bahkan tak sengaja mengucapkan perilaku yang dilakukan Guru Minda layaknya binatang.
Dan apa yang dikatakan Sunan Ambu menjadi kenyataan, saat itu pula Guru Minda berubah menjadi Lutung Kasarung, dan baru bisa berubah kembali menjadi wujudnya yang semula jika sudah menemukan pujaan hatinya di Bumi Marcapada. Sementara itu, di Kerajaan Pasir Batang, tujuh putri bersaudara tengah berada dalam prosesi pemilihan ratu yang kelak menjadi penguasa kerajaan. RajaPasirBatang yangsusahtua langsung memilih putri bungsu mereka Purba Sari (Rohatin) sebagai penerus kerjaan ini. Pilihan yang dijatuhkan Raja Pasir Batang, jelas membuat putri tertua mereka, Purba Larang (Elly Herawati), murka.
Dengan kelicikannya, Purba Larang bahkan melakukan penyiksaan kepada Purba Sari. Bahkan, Purba Sari dituduh hendak merebut Indrajaya (Irwan Safari) kekasih Purba Larang. Amarah kakak tertua pun makin menjadi-jadi. Bersama dengan saudara-saudaranya, mereka pun meminta Purba Sari untuk meninggalkan Kerajaan Pasir Batang dan dibuang ke Gunung Cupu Mandala Ayu. Tapi di sinilah keberuntungan Purba Sari tercipta. Ditemani dengan seorang abdi,Purba Sari hidup dalam sebuah kesendirian dan melakukan perenungan-perenungan.
Hingga suatu ketika, sepasang kakek-nenek menemukan seekor Lutung Kasarung yang berperilaku layaknya manusia. Lutung ini lantas dibawa ke Kerajaan Pasir Batang.Tapi dasar Purba Larang, Lutung sakti ini justru hendak dipenggal. Dan ketika tiba waktunya,Lutung ini melarikan diri dan mengacak-acak taman Pasir Batang. Seluruh pengawal istana tak ada yang sanggup menjinakkannya. Hanya kakek nenek itulah yang sanggup menghentikan amuk Lutung Kasarung. Dari sini, Lutung kemudian dibuang ke Gunung Cupu Mandala Ayu.
Apa yang diramalkan Ratu Sunan Ambu terjadi.Ketika Lutung bertemu dengan Purba Sari, dia berubah menjadi seorang ksatria,namun belum sempurna. Lutung menjadi ksatria manakala semua orang tengah tertidur. Dan karena Purba Sari sudah sangat baik kepadanya, malam itu, Lutung pun memberi hadiah kerajaan Cupu Mandala Ayu kepada Purba Sari. Dalam pementasan yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) Jumat (21/9) kemarin, Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjijih tetap setia dengan ciri khas pe-manggungannya. Dialog dalam bahasa Sunda tetap dipertahankan.
Bahkan kejutan-kejutan kecil dalam setiap pementasan tetap jadi daya tarik yang selalu ditunggu oleh penonton. Lakon Lutung Kasarung Guru Minda pun tak lepas dari semua itu. Kelompok Sandiwara Sunda yang sejak zaman Belanda dulu dikenal sebagai Opera Valencia,menghadirkan kejutan itu dalam beberapa fragmen.
Bagaimana ketika batubatuan dalam salah satu bagian pementasan tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, lalu Lutung yang melompat-lompat dari satu tali ke tali lainnya jadi kejutan tersendiri dalam pementasan ini. Bahkan, kelompok ini juga memakai teknik pencahayaan dari drama modern untuk menghidupkan cerita yang digelar selama lebih dari tiga jam.“Mau tidak mau saya harus berkompromi dengan teknik pencahayaan yang lebih modern. Itu agar pentas- pentas kami tidak monoton dan selalu mengikuti perkembangan,” terang Sutradara Miss Tjijih, Imas Darsih, kepada wartawan seusai pertunjukan.
Apa yang dilakukan kelompok ini dalam setiap pertunjukan dengan mempertahankan seni pertunjukan tradisional patut untuk diapresiasi.Di te-ngah gempuran seni pertunjukan modern, toh kelompok sandiwara Miss Tjijih tetap bertahan dengan kesederhanaannya
Syahdan, di kahyangan, Guru Minda (Aris Fadillah) tengah berkhayal bertemu dengan sosok gadis yang mirip dengan ibunya, Ratu Sunan Ambu (Sarifah Rohmah).Guru Minda takjub dengan kecantikan gadis khayalinya.
Dalam bayangannya, gadis ini menghindar dari kejaran Guru Minda, dan masuk ke hutan larangan.Namun karena Guru Minda telanjur larut dalam khayalannya, ksatria kahyangan itu masuk hutan dan langsung dihukum oleh ibunya. Dalam amarahnya,Ratu Sunan Ambu bahkan tak sengaja mengucapkan perilaku yang dilakukan Guru Minda layaknya binatang.
Dan apa yang dikatakan Sunan Ambu menjadi kenyataan, saat itu pula Guru Minda berubah menjadi Lutung Kasarung, dan baru bisa berubah kembali menjadi wujudnya yang semula jika sudah menemukan pujaan hatinya di Bumi Marcapada. Sementara itu, di Kerajaan Pasir Batang, tujuh putri bersaudara tengah berada dalam prosesi pemilihan ratu yang kelak menjadi penguasa kerajaan. RajaPasirBatang yangsusahtua langsung memilih putri bungsu mereka Purba Sari (Rohatin) sebagai penerus kerjaan ini. Pilihan yang dijatuhkan Raja Pasir Batang, jelas membuat putri tertua mereka, Purba Larang (Elly Herawati), murka.
Dengan kelicikannya, Purba Larang bahkan melakukan penyiksaan kepada Purba Sari. Bahkan, Purba Sari dituduh hendak merebut Indrajaya (Irwan Safari) kekasih Purba Larang. Amarah kakak tertua pun makin menjadi-jadi. Bersama dengan saudara-saudaranya, mereka pun meminta Purba Sari untuk meninggalkan Kerajaan Pasir Batang dan dibuang ke Gunung Cupu Mandala Ayu. Tapi di sinilah keberuntungan Purba Sari tercipta. Ditemani dengan seorang abdi,Purba Sari hidup dalam sebuah kesendirian dan melakukan perenungan-perenungan.
Hingga suatu ketika, sepasang kakek-nenek menemukan seekor Lutung Kasarung yang berperilaku layaknya manusia. Lutung ini lantas dibawa ke Kerajaan Pasir Batang.Tapi dasar Purba Larang, Lutung sakti ini justru hendak dipenggal. Dan ketika tiba waktunya,Lutung ini melarikan diri dan mengacak-acak taman Pasir Batang. Seluruh pengawal istana tak ada yang sanggup menjinakkannya. Hanya kakek nenek itulah yang sanggup menghentikan amuk Lutung Kasarung. Dari sini, Lutung kemudian dibuang ke Gunung Cupu Mandala Ayu.
Apa yang diramalkan Ratu Sunan Ambu terjadi.Ketika Lutung bertemu dengan Purba Sari, dia berubah menjadi seorang ksatria,namun belum sempurna. Lutung menjadi ksatria manakala semua orang tengah tertidur. Dan karena Purba Sari sudah sangat baik kepadanya, malam itu, Lutung pun memberi hadiah kerajaan Cupu Mandala Ayu kepada Purba Sari. Dalam pementasan yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) Jumat (21/9) kemarin, Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjijih tetap setia dengan ciri khas pe-manggungannya. Dialog dalam bahasa Sunda tetap dipertahankan.
Bahkan kejutan-kejutan kecil dalam setiap pementasan tetap jadi daya tarik yang selalu ditunggu oleh penonton. Lakon Lutung Kasarung Guru Minda pun tak lepas dari semua itu. Kelompok Sandiwara Sunda yang sejak zaman Belanda dulu dikenal sebagai Opera Valencia,menghadirkan kejutan itu dalam beberapa fragmen.
Bagaimana ketika batubatuan dalam salah satu bagian pementasan tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, lalu Lutung yang melompat-lompat dari satu tali ke tali lainnya jadi kejutan tersendiri dalam pementasan ini. Bahkan, kelompok ini juga memakai teknik pencahayaan dari drama modern untuk menghidupkan cerita yang digelar selama lebih dari tiga jam.“Mau tidak mau saya harus berkompromi dengan teknik pencahayaan yang lebih modern. Itu agar pentas- pentas kami tidak monoton dan selalu mengikuti perkembangan,” terang Sutradara Miss Tjijih, Imas Darsih, kepada wartawan seusai pertunjukan.
Apa yang dilakukan kelompok ini dalam setiap pertunjukan dengan mempertahankan seni pertunjukan tradisional patut untuk diapresiasi.Di te-ngah gempuran seni pertunjukan modern, toh kelompok sandiwara Miss Tjijih tetap bertahan dengan kesederhanaannya
Seputar budaya
Post a Comment