Hanung Bramantyo (Foto: Sindo)
JAKARTA - Sikap KK Dheeraj yang membohongi masyarakat demi mendongkrak film terbarunya, Mr Bean Kesurupan Depe, jelas sangat disayangkan para sineas Tanah Air. Sutradara Hanung Bramantyo salah satunya.
Suami Zaskia Adya Mecca itu mengungkapkan, dampak perbuatan KK bisa menjadi ancaman kepercayaan bagi 21 Cineplex, selaku distributor, sampai ke masyarakat.
Sejauh ini, kata Hanung, pihak 21 Cineplex memberikan kebaikan dan keleluasaan kepada semua produser film nasional untuk turut menayangkan film-filmnya di bioskop tanpa proses seleksi.
"Tolong sikap 21 (Cineplex) yang seperti ini jangan disalahgunakan oleh orang-orang seperti KK Dheeraj, yang membuat film asal-asalan. Sedangkan banyak pelaku film yang menggarap fim dengan sangat serius, lewat tahap seleksi, banyak proses yang dilalui agar hasilnya maksimal," imbuh Hanung saat berbincang dengan Okezone melalui sambungan telepon, Selasa (12/6/2012).
Menurut Hanung, orang-orang seperti KK Dheeraj bisa membawa wajah perfilman Tanah Air ke masa di mana masyarakat menganggap film Indonesia pornografi dan negatif.
"Pada awalnya sebelum Ada Apa Dengan Cinta (AADC), film Indonesia dianggap sampah, film Indonesia seperti Gairah Malam itu dianggap film porno. Lalu Mira Lesmana, Garin membuat lompatan dengan menggarap AADC dan Petualangan Sherina, kemudian ada juga Jelangkung. Nah masyarakat kembali percaya. Puncak penonton itu waktu film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi. Itu terus-terus sampai setelah itu, perhatian penonton turun, film-film berkualitas seperti Laskar Pelangi kalah pamor sama film horor asal jadi, Itu imej masyarakat kembali jatuh lagi," jelasnya.
Diakui Hanung, pelaku industri perfilman Tanah Air seperti KK Dheeraj bisa menggiring masyarakat bahwa film Indonesia adalah film tolol.
"Orang-orang atau produser-produseur yang punya pola pikir seperti KK Dheeraj adalah ancaman serius bagi film nasional, masyarakat jadi punya stigma film Indonesia tolol," tandasnya.
Suami Zaskia Adya Mecca itu mengungkapkan, dampak perbuatan KK bisa menjadi ancaman kepercayaan bagi 21 Cineplex, selaku distributor, sampai ke masyarakat.
Sejauh ini, kata Hanung, pihak 21 Cineplex memberikan kebaikan dan keleluasaan kepada semua produser film nasional untuk turut menayangkan film-filmnya di bioskop tanpa proses seleksi.
"Tolong sikap 21 (Cineplex) yang seperti ini jangan disalahgunakan oleh orang-orang seperti KK Dheeraj, yang membuat film asal-asalan. Sedangkan banyak pelaku film yang menggarap fim dengan sangat serius, lewat tahap seleksi, banyak proses yang dilalui agar hasilnya maksimal," imbuh Hanung saat berbincang dengan Okezone melalui sambungan telepon, Selasa (12/6/2012).
Menurut Hanung, orang-orang seperti KK Dheeraj bisa membawa wajah perfilman Tanah Air ke masa di mana masyarakat menganggap film Indonesia pornografi dan negatif.
"Pada awalnya sebelum Ada Apa Dengan Cinta (AADC), film Indonesia dianggap sampah, film Indonesia seperti Gairah Malam itu dianggap film porno. Lalu Mira Lesmana, Garin membuat lompatan dengan menggarap AADC dan Petualangan Sherina, kemudian ada juga Jelangkung. Nah masyarakat kembali percaya. Puncak penonton itu waktu film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi. Itu terus-terus sampai setelah itu, perhatian penonton turun, film-film berkualitas seperti Laskar Pelangi kalah pamor sama film horor asal jadi, Itu imej masyarakat kembali jatuh lagi," jelasnya.
Diakui Hanung, pelaku industri perfilman Tanah Air seperti KK Dheeraj bisa menggiring masyarakat bahwa film Indonesia adalah film tolol.
"Orang-orang atau produser-produseur yang punya pola pikir seperti KK Dheeraj adalah ancaman serius bagi film nasional, masyarakat jadi punya stigma film Indonesia tolol," tandasnya.
(ega)
Post a Comment